Pernah mendengar atau membaca tentang obat bernama Azithromycin? Azithromycin adalah obat yang sempat populer di tahun 2020 lalu, karena dianggap dapat menjadi obat untuk Covid-19. Walaupun kemudian hal ini ditegaskan bahwa penggunaan obat ini bukanlah untuk menyembuhkan penyakit karena virus seperti Covid-19. Lalu, apa sebenarnya obat Azithromycin ini?
Azithromycin atau Azitromisin adalah jenis obat antibiotik yang berasal dari golongan makrolida. Sebagaimana antibiotik, obat ini memang dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi bakteri, dengan cara menghentikan ataupun mencegah pertumbuhan bakteri.
Baca Juga: Rekomendasi Obat Flu & Batuk Andalan Keluarga
Kegunaan Azithromycin
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kegunaan Azithromycin adalah untuk menghentikan serta mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri. Menurut Medline Plus, obat ini mampu mengobati infeksi bakteri yang terjadi di berbagai organ serta bagian tubuh, mulai dari mata, kulit, saluran pernapasan hingga alat kelamin.
Beberapa penyakit yang biasanya menggunakan Azithromycin sebagai pengobatan yaitu infeksi paru-paru yang terjadi pada orang HIV karena adanya infeksi Mycobacterium Avium Complex (MAC), infeksi H. pylori yang biasanya menyebabkan diare, infeksi paru-paru Legionnaires, batuk rejan serta untuk mencegah infeksi menular seksual untuk korban kekerasan seksual.
Di beberapa kasus pun, penggunaan obat ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah endokarditis atau infeksi katup jantung untuk orang-orang yang punya risiko tingga mengalami infeksi tersebut. Azitromisin ini pun seringkali jadi obat antibiotik alternatif untuk pasien yang memiliki riwayat alergi pada antibiotik penisilin.
Dosis Azithromycin
Azithromycin adalah obat yang dapat digunakan dengan resep dokter. Ada beragam varian bentuk dari obat ini, yaitu tablet minum 250 mg dan 500 mg, obat cair, tetes mata, dan juga injeksi. Berdasar penyakitnya, berikut ini adalah jumlah dosis dari Azithromycin:
-
Pneumonia
Dosis yang umumnya diberikan dokter untuk pasien pneumonia dewasa yaitu, untuk obat bentuk kaplet, kapsul ataupun suspensi lepas cepat 500 mg sebanyak 1 kali sehari di hari pertama, kemudian dilanjut dengan 250 mg sebanyak 1 kali sehari di hari kedua hingga kelima. Sedangkan untuk bentuk suspensi lepas lambat 2000 mg, umumnya diberikan dosis tunggal. Dan untuk bentuk infus, 500 mg diberikan dosis tunggal hingg 2 hari. Dosis ini diberikan lewat infus selama 1 hingga 3 jam dan dilanjut dengan memberi Azitromisin 500 mg per harinya hingg 7 sampai 10 hari.
Sedangkan untuk pasien anak usia 6 bulan ke atas, obat minum dapat diberikan dengan dosis sebanyak 10 mg/kg berat badan, 1 kali sehari di hari pertama, dan dilanjut dosis 5 mg/kg berat badan 1 kali sehari di hari ke 2 hingga 5. Dan untuk obat minum suspensi lepas lambat diberikan dosis 60 mg/kg berat badan 1 kali sehari, dan maksimal 2 gram/hari.
-
Radang tenggorokan serta amandel
Dosis Azithromycin untuk radang tenggorokan dan amandel bagi pasien anak-anak usia 2 tahun ke atas yaitu sebanyak 12 mg/kg berat badan per harinya hingga 5 hari, dan mumnya obat yang diberikan berupa tablet minum.
-
Otitis media akut
Otitis media akut adalah infeksi pada telinga bagian tengah yang sudah bersifat akut, yang terjadi pada anak-anak dengan usia 6 tahun ke atas. Azitromisin sendiri diberikan dengan dosis 30 mg/kg berat badan dengan dosis tunggal, atau 10 mg/kg berat badan 1 kali sehari hingga 3 hari, atau 10 mg/kg berat badan dengan dosis tunggal pada 1 hari dan dilanjut dengan dosis 5 mg/kg berat badan 1 kali sehari di hari ke-2 hingga ke-5.
-
Sinusitis
Sinusitis karena infeksi bakteri umumnya diberikan pengobatan berupa obat minum tablet ataupun cair dengan dosis untuk dewasa yaitu berupa obat tablet atau suspensi lepas cepat 500 mg 1 kali sehari hingga 3 hari, ataupun suspensi lepas lambat dengan dosis 2 gram dengan dosis tunggal.
Sedangkan Azithromycin dosis anak-anak yang mengalami sinusitis karena infeksi bakteri yaitu berupa pemberian suspensi lepas cepat 10 mg/kg berat badan 1 kali sehari hingga 3 hari.
-
Penyakit infeksi pada alat kelamin
Penderita dewasa untuk penyakit seperti chancroid serta infeksi Chlamydia trachomatis tanpa komplikasi, dosis Azithromycin yang diberikan yaitu 1 gram dengan dosis tunggal. Sedangkan untuk gonore tanpa komplikasi, obat diberikan sebanyak 1 atau 2 gram dengan dosis tunggal, yang umumnya dikombinasikan dengan ceftriaxone.
Efek Samping Azithromycin
Menurut Medicine UK, efek samping yang paling umum dirasakan mereka yang menggunakan obat Azithromycin adalah merasakan tidak enak badan, mengalami mual serta muntah, sakit perut, perut kembung dan juga diare.
Ada pula efek samping lain yang juga mungkin dapat terjadi yaitu pusing atau sakit kepala, mulut terasa pahit, lemas dan tidak berenergi, tubuh kesemutan, gangguan penglihatan dan pendengaran, kesulitan mencerna makanan, nyeri sendi, ruam kulit yang gatal serta perubahan pada jumlah sel darah putih dan konsentrasi bikarbonat di darah.
Selain itu, ada beberapa efek samping azitromisin yang harus jadi perhatian Anda, yaitu terjadi tanda-tanda infeksi seperti demam tinggi, tenggorokan terasa perih dan jumlah sel darah putih meningkat, lalu munculnya bintik merah yang berisikan cairan yang menyebar cepat, diare parah bahkan mengandung darah, penurunan jumlah sel darah merah di darah, kulit serta mata menguning, nyeri parah di perut hingga punggung, buang air kecil menjadi sedikit bahkan tidak sama sekali, keluarnya bercak darah ketika buang air kecil serta jantung berdebar kencang, maka sebaiknya hentikan penggunaan azitromisin dan segera hubungi dokter.
Begitupun ketika Anda mengalami efek samping serius seperti tiba-tiba menjadi sulit bernapas, bicara serta menelan, pusing yang berlebih bahkan hingga pingsan, kulit ruam disertai bengkak, merah dan mengelupas, serta mengalami bengkak di wajah, bibir, tenggorokan, lidah, tangan, kaki bahkan kemaluan, segera cari pertolongan medis secepat mungkin.
Hal Penting Terkait Azithromycin yang Harus Diperhatikan
Selain kegunaan, dosis serta efek sampingnya, ada beberapa hal penting lain yang harus diperhatikan. Karena Azithromycin adalah antibiotik, maka penggunaannya harus dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter, di mana bukan hanya dalam jumlah takaran obatnya saja, namun juga waktu pemberian. Sebaiknya obat dihabiskan sesuai yang dianjurkan dokter, sekalipun keluhan mulai membaik. Ini dilakukan untuk mencegah bakteri menjadi kebal pada antibiotik.
Sebelum menggunakan obat ini, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter terkait obat-obatan yang sedang Anda gunakan, riwayat alergi obat serta riwayat penyakit yang Anda miliki. Selain itu jangan lupa untuk selalu menyimpan obat ini di tempat yang kering serta sejuk, hindari dari paparan sinar matahari, dan jangan meletakkannya di dalam kulkas.
Itulah dia beberapa hal terkait Azithromycin yang wajib Anda ketahui, agar penggunaannya pun tidak sembarangan dan harus terlebih dulu melakukan konsultasi serta pemeriksaan medis.