Diare merupakan kondisi di mana meningkatnya frekuensi buang air besar. Diare ini adalah permasalahan umum yang seringkali terjadi pada bayi, yang terjadi kurang dari 1 minggu atau 14 hari. Namun, kondisi ini bisa jadi berbahaya bagi bayi bila tidak diberikan penanganan yang baik dan benar. Umumnya para orangtua akan mencari cara membuat oralit untuk bayi ketika mereka diare.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, gejala diare umumnya berlangsung singkat dan terbilang ringan. Namun diare pada bayi ataupun anak-anak bisa berisiko berbahaya bagi mereka, karena diare akan menyebabkan terjadinya dehidrasi. Ini karena, 70% bagian dari manusia adalah air. Dan ketika diare, cairan dan eletrolit yang penting bagi tubuh akan hilang.
Bahaya yang bisa disebabkan diare ini bisa semakin parah bila bayi tidak bisa atau tidak mau makan dan minum sama sekali. Karena mereka akan kehilangan cairan tubuh dan juga elektrolit. Terlebih lagi bila diare terjadi bersamaan dengan muntah, dan tidak ada asupa makanan serta minuman, maka risiko ini bahaya bisa meningkat.
Umumnya, para orangtua akan memberikan perawatan di rumah secepatnya ketika anak mereka mengalami diare, sebelum akhirnya di bawa ke dokter, salah satunya adalah dengan pemberian oralit ini.
Menangani Diare Pada Bayi
Bayi yang mengalami diare umumnya mengalami perubahan pada fesesnya. Feses mereka akan berubah jadi lebih cair. Warnanya pun menjadi lebih hijau ataupun malah lebih hitam dibandingkan normalnya. Diare pada bayi juga dikenali dari seberapa sering bayi buang air besar, umumnya bila lebih dari 3 kali, maka bisa dikatakan bayi sedang mengalami diare.
Ketika mengalami diare, bayi tidak boleh diberi obat-obatan sembarangan, kecuali obat yang dianjurkan oleh dokter. Fokus utama orangtua ketika bayi diare adalah harus kenali tanda-tanda dehidrasi dan kemudian lakukan langkan rehidrasi atau memberikan banyak cairan.
Tanda-tanda dehidrasi ringan hingga sedang yang bisa para orangtua lihat adalah seperti bayi atau anak-anak tampak lesu, frekuensi buang air kecil jadi berkurang dan pada bayi terlihat dari penggunaan kurang dari 6 popok per hari, mulut terlihat kering, pada bayi atau batita ubun-ubun besar cekung, dan juga feses lebih cair dari biasanya. Sedangkan dehidrasi berat bisa terlihat dari gejala di mana bayi jadi lebih rewel, terlihat mengantuk berlebih, mata cekung, tangan dan kaki dingin serta berubah warna, kulit mengeriput dan juga buang air kecil hanya 1 sampai 2 kali per hari.
Menurut riset World Health Organization (WHO), dehidrasi karena diare adalah salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi dan juga anak-anak. Padahal, hal ini bisa dengan mudah dicegah dengan pemberian oralit.
Pada bayi yang masih mengonsumsi ASI eksklusif, umumnya penanganan diare dilakukan dengan pemberian ASI yang lebih sering dari biasanya. Disarankan bagi ibu menyusui agar menjaga asupan makanan, yang dirasa dapat berisiko menyebabkan diare pada anak.
Bila bayi muntah, sulit makan dan minum, serta menunjukkan tanda dehidrasi, maka bisa diberikan oralit untuk mencegah dehidrasi tersebut.
Lalu, Apa Itu Oralit?
Oralit atau yang juga biasa dikenal sebagai Larutan Gula Garam (LGG) adalah larutan yang fungsinya sebagai pengganti cairan serta elektrolit yang hilang, karena diare dan juga muntah. Jadi, dengan artian, manfaat oralit ini adalah mengatasi dehidrasi yang terjadi, serta menurunkan risiko kematian karena diare pada bayi dan juga anak-anak.
Ini karena oralit punya kandungan natrium, kalium, gula dan juga elektrolit lain, yang penting untuk tubuh. Bila digunakan dengan tepat, oralit bisa mengganti cairan serta elektrolit yang hilang dengan cepat. Penggunaannya pun aman untuk bayi, anak ataupun orang dewasa. Namun harus diperhatikan dosis yang diberikan pada bayi tentunya berbeda dengan usia lainnya.
Oralit ini banyak dijual di apotek, dan bisa Anda beli dan simpan di rumah bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Umumnya, oralit yang dijual ini dibuat dalam bentuk serbuk berukuran kemasan 4,1 gram untuk setiap sachet. Dalam satu sachet ini, terdapat kandungan Glukosa anhidrat 2,7 gram, Kalium klorida 0,3 gram, Natrium Klorida 0,52 gram dan juga Trisodium sitrat dihidrat 0,58 gram.
Cara penggunaannya, cukup larutkan dengan air putih sesuai yang tertulis dalam kemasan, umumnya harus dilarutkan dalam 200 ml air. Namun pastikan bahwa takaran airnya tidak kurang ya, karena ini malah bisa mengakibatkan diare jadi semakin parah.
Cara membuat oralit untuk bayi, sebaiknya hanya campurkan dengan air. Jangan dicampurkan dengan jus, susu, sup dan lainnya. Selain itu, tidak perlu ditambahkan bahan lainnya, seperti gula dan lainnya.
Oralit Untuk Bayi
Pemberian oralit bisa dilakukan dengan memerhatikan hal-hal ini:
Di 4 jam pertama diare, sebaiknya berikan dosis oralit untuk bayi di bawah 6 bulan sebanyak 30-90 ml setiap jam, sedangkan oralit untuk bayi 6 bulan sampai 2 tahun diberikan 90-125 ml setiap jam, dan minimal 125-250 ml oralit setiap jam untuk anak yang usianya di atas 2 tahun.
Bila bayi sulit meminum oralit atau seringkali dimuntahkan, maka Anda bisa memberikannya dengan cara menyendokkan 1 sendok oralit setiap 5 menit. Lakukan langkah ini sampai muntah berkurang, dan anak pun bisa meminum oralit sesuai dosisnya.
Setelah 4 jam pertama tadi, hingga 24 jam selanjutnya, tetap beri oralit sampai diare mulai berkurang. Pastikan bayi tetap makan dan minum, agar asupannya terjaga. Namun bila bayi terus muntah sampai lebih dari 4-6 jam, sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit.
Cara Membuat Oralit Untuk Bayi Dengan Mudah Di Rumah
Selain menggunakan oralit yang dijual di apotek, yang berbentuk serbuk, Anda juga bisa melakukan cara membuat oralit untuk bayi ini yang mudah dipraktekkan sendiri di rumah.
Cara membuatnya dengan melarutkan 6 sendok teh gula dengan ½ sendok teh garam, dalam 1 liter air putih matang. Untuk cara membuat oralit 1 gelas bisa dilakukan dengan mencampurkan 2 sendok teh gula pasir, ½ sendok teh garam dan larutkan dalam 1 gelas air putih matang.
Pastikan takarannya benar ya. Bila gula dilarutkan terlalu banyak bisa memperburuk diare pada bayi, dan garam yang terlalu banyak juga bisa berbahaya.
Oralit yang Anda buat ini harus habis dikonsumsi dalam kurun waktu 12 jam di suhu kamar, atau 24 jam bila disimpan di lemari es. Sebaiknya, gunakan oralit seperti ini untuk kondisi darurat saja. Itulah kenapa, sebaiknya Anda menyimpan stok oralit yang bisa dibeli di apotek.
Baca Juga: Serba-Serbi Sakit Maag yang Harus Dipahami
Bila bayi atau anak minum oralit, sebaiknya jangan berikan minum jus ataupun makanan dengan garam, kecuali bila atas anjuran dokter. Bila diare sudah membaik, Anda bisa memberi makanan padat secara bertahap.
Itulah dia cara membuat oralit untuk bayi. Baik menggunakan oralit yang dibeli di apotek ataupun membuatnya sendiri di rumah bila diperlukan dalam keadaan darurat. Bila diare atau muntah pada bayi dan anak-anak tidak juga kunjung membaik setelah pemberian oralit, bahkan gejala dehidrasi masih terlihat, sebaiknya segera periksakan anak ke dokter.